Hingga hari ini
handphone menjadi kebutuhan utama semua orang. Hampir setiap jam, menit, bahkan
setiap saat, handphone rasanya tak pernah jauh dari genggaman orang. Nah, dalam
penggunaan handphone di zaman sekarang ini, manusia tanpa sadar kerap kali
melupakan bahkan menghilangkan hal-hal yang sebenarnya adalah bagian dari kebutuhan
utamanya, misalnya saja interaksi.
Yap betul, manusia
sekarang lebih sering berinteraksi secara online menggunakan handphone, ia
melupakan interaksi sesungguhnya di dunia nyata. Begitu pula interaksinya
dengan Pencipta Alam Semesta, manusia lebih sering menjadikan handphone dengan
segala aplikasi sosialnya sebagai perantaranya, contohnya saja curhat dan
berkeluh kesah di sosial media.
Sebagai seorang
muslim, hendaknya kita bertakwa kepada Allah.
Dari Abdullah bin
Syaddad bin Al Hadi ia berkata: aku mendengar Umar (bin Khathab) membaca ayat
dari surat Yusuf ketika (mengimami) shalat Subuh. Dan aku mendengar senggukan
tangisannya padahal aku ada di shaf terakhir.
Yaitu ketika
beliau membaca ayat: “Sesungguhnya aku adukan kesulitanku dan kesedihanku hanya
kepada Allah” (QS. Yusuf: 86) [Diriwayatkan Al Bukhari dalam Shahih-nya secara
mua’llaq].
Syaikh Muhammad
Sa’id Ruslan menjelaskan: “Mengadukan masalah kepada Allah merupakan bentuk
perwujudan tauhid yang hakiki. Dan ia diantara tanda bahwa seorang hamba
menggantungkan dirinya pada Dzat yang bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki,
dan memohon kepada Dzat yang paling hakiki bisa mengabulkan permohonan, dan
meminta pertolongan kepada Dzat yang bisa memberikan pertolongan hakiki. Maka
ini menunjukkan tulusnya hati dia untuk kembali kepada Allah dan menunjukkan
kebenaran dari tauhidnya”.
Walaupun keluhan
tersebut hanya berupa aduhan orang yang sakit! Yang lebih baik tidak mengaduh
dan mengerang.
Sebagaimana kisah
dari Imam Ahmad,
أنه بلغه -وهو يئن في
مرض موته- “عن طاووس: أن الملك يكتب حتى أنين المريض، فأمسك عن الأنين. وفي رواية:
بلغه أَن
طاووسا كره أَنِين الْمَرِيض، وَقَالَ: إنه شكوى، فَمَا أَنّ -أحمد-
حَتَّى مَاتَ
“Bahwa ketika Imam
Ahmad sakit menjelang wafatnya, beliau mengaduh-aduh. Thawus (bin Kaisan)
menyampaikan kepadanya bahwa aduhan orang yang sakit itu pun ditulis Malaikat.
Maka mendengar itu, Imam Ahmad pun berhenti mengaduh. Dalam riwayat lain, Imam
Ahmad mendengar bahwa Thawus tidak menyukai aduhan orang sakit. Thawus
mengatakan: “Aduhan orang sakit itu termasuk mengeluh”. Maka Imam Ahmad sejak
itu tidak pernah mengaduh lagi sampai beliau wafat”
Nah, alangkah baik
dan bijaknya kita keluhkan semua kepada Allah, Yang Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Sumber : Ruang Muslimah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar